ada 2bibit tanaman yang terhampar diladang yang subur.dan diantara mereka ada yang saling bercakap-cakap.
mereka bercakap-cakap tentang bagaimana kehidupan mereka kelak.inilah percakapan mereka
tunas pertama bertanya''halo kawan kita sama-sama tunas yang nantinya akan tumbuh tinggi kira-kira kamu nanti ingin seperti apa?''tunas kedua menjawab''aku ingin tumbuh tinggi,setinggi-tingginya.aku ingin menjejakkan akar-akarku kedalam tanah sedalam-dalamnya.aku ingin menjulangkan tunas-tunasku diatas kerasnya tanah ini.dan aku ingin merasakan kehangatan matahari dan dinginnya embun pagi dipucuk-pucuk daunku.''
tunas pertama bergumam''aku takut jika kutanamkan akar-akarku kedalam tanah ini.aku tak tahu apa yang akan ku temui dibawah sana.bukankah disana gelap?dan jika kuteroboskan tunasku keatas bukankah nanti keindahan tunasku akan terkoyak??tunasku ini pasti akan rusak terkoyak''.
''lalu bila tunasku terbuka dan siput-siput mencoba memakannya belum lagi anak-anak yang akan mecabutku atau menginjakku.lebih baik aku menunggu sampai keadaan aman untukku tumbuh'' kata tunas pertama untuk tunas kedua.
beberapa pekan kemudian seekor ayam menemukan tunas pertama tadi dan mengaisnya untuk santapannya.
sementara itu tunas kedua tadi sudah tumbuh subur berbunga dan berbuah.bunganya yang indah dipetik seseorang untuk hiasan kamarnya sedangkan buahnya dipetik untuk makanan. dia bahagia karena dia berguna untuk orang lain.
dari cerita diatas dapat kita renungkan bahwa hidup adalah pilihan. selalu saja ada hal-hal yang harus kita pilih dan lalui dan pilihan itu menentukan hidup kita nantinya.adakalanya kita harus berani menentukan sesuatu lakukan apa yang harus dilakukan tanpa takut dan dengan perasaan senang.lakukan hal-hal yang berguna untuk orang lain itulah kebahagiaan kita yang nanti akan membuat kita selalu dikenang
atau hanya berdiam diri disangkar tanpa melakukan apapun hidup dalam keadaan monoton dan tentunya tak ada sesuatu yang berguna bahkan sampai matipun orang lain tidak mengetahui bahwa kamu ada.
0 komentar:
Posting Komentar